Followers

Monday 27 March 2017

WASIAT EMAS IMAM ABU HANIFAH

Abu Hanifah memiliki murid bernama Yusuf bin Khalid As-Simani, ketika telah merasa cukup dalam menuntut ilmu kepada Abu Hanifah, dia ingin kembali ke Basrah. Abu Hanifah berkata kepadanya, “Jangan kembali dahulu sebelum aku membekali kamu dengan wasiat yang akan kamu perlukan dalam berinteraksi dengan masyarakat, membina peribadi dan membimbing umat sehingga jika kamu keluar dengan ilmu yang kamu miliki tersebut, kamu menimbangnya dan tidak mencelanya”.

Berikut ini wasiat emas sebagai pembekalan, para ulama menamakannya, “Wasiat Emas”

“Jika kamu salah dalam berinteraksi dengan masyarakat mereka akan menjadi musuhmu, sekalipun mereka bapa dan ibumu, tapi jika kamu berinteraksi dengan baik sekalipun mereka bukan kerabatmu akan menjadi bapa dan ibumu.

Jika kamu telah masuk Basrah, orang akan menjemput, mengunjungi serta mengetahui dengan hak-hak kamu, maka letakkan tiap-tiap individu sesuai dengan kedudukan mereka, hormatilah orang-orang terhormat, muliakan para ulama, hormati orang-orang tua, bersahabatlah dengan lemah lembut, dekatilah orang-orang awam, pergaulilah orang-orang baik, jangan menghina siapa pun, dan jangan membuka rahsia kamu kepada siapa pun, jangan mempercayai siapa pun sebelum mengujinya, jangan menerima hadiah.

Sebaiknya kamu mengikuti kemahuan masyarakat, sabar, baik budi pekerti, lapang dada, berpenampilan baik, perbanyak memakai minyak wangi, berlemah lembut, tidak banyak mencela sehingga sulit untuk berbuat adil, peliharalah solatmu, sedekahkan makananmu, kerana orang bakhil tidak boleh dijadikan pemimpin, kunjungi orang yang mengunjungi kamu.

Dan berbuatlah baik terhadap orang yang berbuat baik bahkan terhadap orang yang berlaku buruk padamu, carilah ilmu, beramar ma’ruf, tinggalkan seluruh orang yang menyakitimu, jenguklah sendiri temanmu yang sakit, carilah tahu tentang temanmu yang lama tidak kamu jumpai, terhadap kawan yang tidak mahu tahu tentang kamu jangan sampai kamu tidak mahu tahu tentang dia, sambunglah silaturrahim terhadap orang yang memutuskannya, hormati siapa pun yang datang kepadamu, ucapkan selamat kepada kawamu yang sedang mendapatkan kebahagiaan, ikutlah bersedih terhadap yang sedang ditimpa musibah, dan terhadap yang tertimpa musibah kamu ikut merasakan sakit bersamanya.

Siapa pun yang mendorongmu untuk bangkit maka bangkitlah bersamanya, dan siapa saja yang meminta pertolonganmu maka tolonglah, tunjukkan empatimu terhadap masyarakat seboleh yang kamu mampu, sebarkan salam.

Jika kamu bertemu dengan mereka dalam tempat yang berbeza, atau dalam satu masjid, lalu dilontarkan masalah dan ternyata apa yang disampaikan itu berbeza dengan pendapatmu, jangan berkomentar, tapi jika kamu ditanya lalu kamu mendiskripsikan apa yang diketahui mereka lalu kamu berpendapat selain itu dengan mengatakan alasan begini, jika mereka mendengarkan apa yang kamu sampaikan itu mereka akan segera menilai kedudukan dan kredebilitimu.

Perlakukan manusia sebagaimana engkau memperlakukan dirimu sendiri, redhalah seperti kamu redha terhadap dirimu sendiri, mintalah pertolongan kepada dirimu dengan menjaganya dan mengawal keadaannya, janganlah membebani manusia sesuatu apa yang tidak mereka bebankan kepadamu, kedepankan niat baik kepada mereka, pakailah kejujuran, buanglah kebongkakkan jauh-jauh, jangan sekali-kali kamu berkhianat walaupun mereka mengkhianati kamu, berpegang teguhlah dengan kesetiaan dan ketaqwaan, Allah akan selalu bersamamu.”

(C&P)
SILA SHARE DAN SEBARKAN

No comments: